Anda pasti sudah hafal benar kepanjangan SAS. Masih ingat? Ya, benar, SAS merupakan singkatan dari ‘’Struktural Analitik Sintetik’’. Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) merupakan salah satu jenis metode yang bisa digunakan untuk proses pembelajaran membaca dan menulis permulaan bagi siswa pemula.
Pembelajaran membaca permulaan dengan metode ini mengawali pelajarannya dengan menampilkan dan memperkenalkan sebuah kalimat utuh. Mula-mula anak disuguhi sebuah struktur yang memberi makna lengkap, yakni struktur kalimat. Hal ini dimaksudkan untuk membangun konsep-konsep "kebermaknaan" pada diri anak.
Akan lebih baik jika struktur kalimat yang disajikan sebagai bahan pembelajaran membaca permulaan dengan metode ini adalah struktur kalimat yang digali dari pengalaman berbahasa siswa itu sendiri. Untuk itu, sebelum pembelajaran membaca permulaan yang sesungguhnya dimulai, guru dapat melakukan pra-kegiatan belajar mengajar melalui berbagai cara. Sebagai contoh, guru dapat memanfaatkan rangsang gambar, benda nyata, tanya jawab informal untuk menggali bahasa siswa. Setelah ditemukan suatu struktur kalimat yang dianggap cocok untuk materi membaca permulaan, barulah KBM membaca permulaan yang sesungguhnya dimulai. Pembelajaran membaca permulaan dimulai dengan pengenalan struktur kalimat.
Baca juga : Metode suku kata dalam membaca permulaan
Kemudian, melalui proses analitik, anak-anak diajak untuk mengenal konsep kata. Kalimat utuh yang dijadikan tonggak dasar untuk pembelajaran membaca permulaan ini diuraikan ke dalam satuan-satuan bahasa yang lebih kecil yang disebut kata. Proses penganalisisan atau penguraian ini terus berlanjut hingga pada wujud satuan bahasa terkecil yang tidak bisa diuraikan lagi, yakni huruf-huruf.
Proses penguraian atau penganalisian dalam pembelajaran membaca dengan metode SAS, meliputi:
- kalimat menjadi kata-kata
- kata menjadi suku-suku kata, dan
- suku kata menjadi huruf-huruf.
Pada tahap selanjutnya, anak-anak didorong untuk melakukan kerja sintesis (menyimpulkan). Satuan-satuan bahasa yang telah terurai tadi dikembalikan lagi kepada satuannya semula, yakni dari huruf-huruf menjadi suku kata, suku-suku kata menjadi kata, dan kata-kata menjadi kalimat. Dengan demikian, melalui proses sintesis ini, anak-anak akan menemukan kembali wujud struktur semula, yakni sebuah kalimat utuh. Melihat prosesnya, tampaknya metode ini merupakan campuran dari metode-metode membaca permulaan seperti yang telah kita bicarakan di atas.
Oleh karena itu, penggunaan metode SAS dalam pengajaran membaca permulaan pada sekolah-sekolah kita ditingkat sekolah dasar pernah dianjurkan, bahkan diwajibkan pemakaiannya oleh perintah. Beberapa manfaat yang dianggap sebagai kelebihan dari metode ini, di antaranya sebagai berikut ini.
- Metode ini sejalan dengan prinsip linguistik (ilmu bahasa) yang memandang satuan bahasa terkecil yang untuk berkomunikasi adalah kalimat. Kalimat dibentuk oleh satuan-satuan bahasa dibawahnya, yakni kata, suku kata, dan akhirnya fonem (huruf-huruf).
- Metode ini mempertimbangkan pengalaman berbahasa anak. Oleh karena itu, penga- jaran akan lebih bermakna bagi anak karena bertolak dari sesuatu yang dikenal dan diketahui anak. Hal ini akan memberikan dampak positif terhadap daya ingat dan pemahaman anak.
- Metode ini sesuai dengan prinsip inkuiri (menemukan sendiri). Anak mengenal dan memahami sesuatu berdasarkan hasil temuannya sendiri. Sikap seperti ini akan membantu anak dalam mencapai keberhasilan belajar
Bahan ajar untuk pembelajaran membaca permulaan dengan metode ini tampak seperti berikut.
ini mama
ini mama
i - ni ma - ma
i-n-i m-a-m-a
i - ni ma - ma
ini mama
ini mama