Proses pembelajaran membaca permulaan dengan metode ini diawali dengan pengenalan suku kata, seperti /ba, bi, bu, be, bo/; /ca, ci, cu, ce, co/; /da, di, du, de, do/; /ka, ki, ku, ke, ko/, dan seterusnya. Suku-suku kata tersebut, kemudian dirangkaikan menjadi kata-kata bermakna. Sebagai contoh, dari daftar suku kata tadi, guru dapat membuat berbagai variasi paduan suku kata menjadi kata-kata bermakna, untuk bahan ajar membaca permulaan. Kata-kata dimaksud, misalnya:
- bo - bi,
- cu – ci,
- da – da,
- ka – ki,
- bi - bu,
- ca – ci,
- di – da,
- ku – ku,
- bi – bi,
- ci – ca,
- da – du,
- ka – ku,
- ba – ca,
- ka – ca,
- du – ka,
- ku – da
Kegiatan ini dapat dilanjutkan dengan proses perangkaian kata menjadi kelompok kata atau kalimat sederhana. Contoh perangkaian kata menjadi kalimat dimaksud, seperti tampak pada contoh di bawah ini.
- ka-ki ku-da,
- ba-ca bu-ku,
- cu–ci ka–ki (dan sebagainya).
Proses perangkaian suku kata menjadi kata, kata menjadi kelompok kata atau kalimat sederhana, kemudian ditindaklanjuti dengan proses pengupasan atau penguraian bentuk-bentuk tersebut menjadi satuan-satuan bahasa terkecil di bawahnya, yakni dari kalimat ke dalam kata-kata dan dari kata ke suku-suku kata. Proses pembelajaran membaca permulaan yang melibatkan kegiatan merangkai dan mengupas, kemudian melahirkan istilah lain untuk metode ini, yakni Metode Rangkai-Kupas.
Jika kita simpulkan, langkah-langkah pembelajaran membaca permulaan dengan metode suku kata adalah:
- tahap pertama, pengenalan suku-suku kata;
- tahap kedua, perangkaian suku-suku kata menjadi kata;
- tahap ketiga, perangakaian kata menjadi kelompok kata atau kalimat sederhana;
- tahap keempat, pengintegrasian kegiatan perangakaian dan pengupasan suku-suku kata.
Baca juga :