Kata “IPA”
merupakan singkatan kata “Ilmu Pengetahuan Alam” kata Ilmu Pengetahuan Alam
merupakan terjemahan dari kata- kata Bahasa Inggris ” Natural Science” secara
singkat sering disebut “ Science”.
Natural artinya ilmu pengetahuan. Jadi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau science itu secara harfiah dapat disebut
sebagai ilmu tentang alam ini, ilmu yang mempelajari peristiwa- peristiwa yang
terjadi di alam.
Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) dapat didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang
tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum KTSP bahwa “ilmu pengetahuan alam berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa
fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan”.
Selain itu ilmu pengetahuan alam juga merupakan ilmu yang bersifat empirik dan membahas tentang
fakta serta gejala alam. Fakta dan gejala alam tersebut menjadikan pembelajaran ilmu pengetahuan alam tidak hanya verbal tetapi juga faktual. Hal ini menunjukkan bahwa, hakikat ilmu pengetahuan alam sebagai proses diperlukan untuk menciptakan pembelajaran ilmu pengetahuan alam yang empirik
dan faktual. Hakikat ilmu pengetahuan alam sebagai proses diwujudkan dengan melaksanakan pembelajaran
yang melatih ketrampilan proses bagaimana cara produk sains ditemukan.
Siswa sekolah dasar yang secara umum berusia 6-12 tahun, secara
perkembangan kognitif termasuk dalam tahapan perkembangan operasional konkrit. Proses-proses penting selama tahapan ini adalah: 1) pengurutan,
kemampuan untuk mengurutan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri
lainnya.2) klasifikasi, kemampuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi
serangkaian benda menurut tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain,
termasuk gagasan bahwa serangkaian benda-benda dapat menyertakan benda lainnya
ke dalam rangkaian tersebut. Anak tidak lagi memiliki keterbatasan logika berupa animisme (anggapan bahwa semua benda hidup dan
berperasaan). 3) Decentering,
anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu permasalahan
untuk bisa memecahkannya. 4) Reversibility, anak
mulai memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat diubah, kemudian kembali ke
keadaan awal. 5)Konservasi, memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah
benda-benda adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek
atau benda-benda tersebut. 6) Penghilangan sifat Egosentrisme, kemampuan
untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain (bahkan saat orang tersebut
berpikir dengan cara yang salah).
Uraian di atas menunjukkan bahwa dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam di sekolah dasar yang perlu diajarkan adalah produk dan proses ilmu pengetahuan alam (IPA) karena keduanya
tidak dapat dipisahkan. Guru yang berperan sebagai fasilitator siswa dalam
belajar produk dan proses ilmu pengetahuan alam (IPA) harus dapat mengemas pembelajaran yang sesuai
dengan karakteristik siswa. Ada beberapa prinsip pembelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA) untuk sekolah dasar yang
harus diperhatikan oleh guru. Prinsip tersebut antara lain:
- Pemahaman kita tentang dunia di sekitar kita di mulai melalui pengalaman baik secara inderawi maupun non inderawi.
- Pengetahuan yang diperoleh tidak pernah terlihat secara langsung, karena itu perlu diungkap selama proses pembelajaran. Pengetahuan siswa yang diperoleh dari pengalaman itu perlu diungkap di setiap awal pembelajaran.
- Pengetahuan pengalaman mereka ini pada umumnya kurang konsisten dengan pengetahuan para ilmuwan, pengetahuan yang Anda miliki. Pengetahuan yang demikian Anda sebut miskonsepsi. Anda perlu merancang kegiatan yang dapat membetulkan miskonsepsi ini selama pembelajaran.
- Setiap pengetahuan mengandung fakta, data, konsep, lambang, dan relasi dengan konsep yang lain. Tugas sebagai guru ilmu pengetahuan alam adalah mengajak siswa untuk mengelompokkan pengetahuan yang sedang dipelajari itu ke dalam fakta, data, konsep, simbol, dan hubungan dengan konsep yang lain.
- Ilmu pengetahuan alam terdiri atas produk dan proses. Guru perlu mengenalkan kedua aspek ini walaupun hingga kini masih banyak guru yang lebih senang menekankan pada produk ilmu pengetahuan alam saja. Perlu diingat bahwa perkembangan ilmu pengetahuan sangat pesat, guru yang akan mengembangkan ilmuu pengetahuan alam sebagai proses, maka akan memasuki bidang yang disebut prosedur ilmiah. Guru perlu mengenalkan cara-cara mengumpulkan data, menyajikan data, mengolah data, serta menarik kesimpulan