Soal tes bentuk objektif menuntut siswa untuk memilih jawaban yang benar diantara kemungkinan jawaban yang telah disediakan atau memberikan jawaban singkat atau melengkapi pernyataan yang belum sempurna. Salah satu soal tes objektif adalah soal tes benar salah (true-false). Soal tes benar salah adalah pernyataan yang dapat dinilai benar atau salah. Peserta bertugas menandai masing-masing pernyataan itu dengan memberi tanda baik berupa cek list, silang ataupun melingkari pada huruf “B” jika pernyataan benar dan “S” jika pernyataan salah.
Contoh:
Silanglah huruf B jika pernyataan di bawah ini benar dan huruf S jika salah!
- B – S : Segitiga sama kaki memiliki sudut 90 derajat
- B – S : Rusuk pada trapesium ada 5
Hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun soal tes benar salah adalah:
Contoh:
Silanglah huruf B jika pernyataan di bawah ini benar dan huruf S jika salah!
- B – S : Segitiga sama kaki memiliki sudut 90 derajat
- B – S : Rusuk pada trapesium ada 5
Hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun soal tes benar salah adalah:
- Tuliskan huruf B – S pada awal untuk memudahkan koreksi
- Jumlah item yang memiliki jawaban benar (B) harus sama dengan jumlah item jawaban salah (S)
- Pola jawaban jangan mudah ditebak oleh peserta tes
- Hindari soal tes yang masih diragukan kebenarannya
- Hindari soal tes yang sebagian jawabannya benar dan sebagian lagi salah (ambigious)
- Hindari kalimat yang langsung dikutip dari sumber
- Hindari kata- kata yang sifatnya merupakan petunjuk terhadap kemungkinan jawaban. Misalnnya selalu, seluruhnya, pasti, tidak pernah, tidak mungkin