Sadar atau tidak, ternyata setiap hari ada ribuan bahkan jutaan toksin (racun) masuk ke dalam tubuh kita. Toksin merupakan endapan racun atau zat kimia yang tidak bisa terurai oleh tubuh. Toksin yang masuk ke dalam tubuh kita bisa berasal dari asap kendaraan bermotor, limbah industri yang mencamari air dan pestisida yang digunakan untuk pertanian. Selain itu juga toksin bisa berasal dari makanan dan minuman yang mengandung zat pewarna, pemanis buatan, borax, formalin, dan zat tambahan lainnya yang ada pada makanan dan minuman. Zat toksin tersebut masuk ke dalam tubuh melalui peredaran darah. Semakin banyak toksin yang masuk, lambat laun peredaran darah akan terganggu dan mengakibatkan darah menjadi kotor dan statis.
Darah kotor inilah yang akan menyumbat peredaran darah, sehiingga sistem peredaran darah tidak dapat berjalan dengan lancar. Kondisi seperti ini lambat laun akan mengakibatkan terganggunya kesehatan baik fisik maupun mental. Akibatnya tubuh akan terasa lesu, murung, resah, linu, pusing, dan senantiasa merasa mudah lelah, cepat bosan dan mudah marah. Ditambah lagi dengan angin yang sulit dikeluarkan dari tubuh. kondisi ini jika dibiarkan akan mengakibatkan fisik mudah terserang penyakit. Penyakit yang timbul bisa penyakit ringan sampai penyakit degeretif seperti stroke, darah tinggi, kencinb manis bahkan gangguan jiwa.
Salah satu upaya untuk menghidari hal tersebut dilakukan proses detoksifikasi. Detoksifikasi merupakan aktivitas atau tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan racun dalam tubuh. Ada banyak cara untuk melakukan detoksifikasi, salah satunya adalah dengan bekam.
Bekam merupakan proses mengeluarkan darah yang terkontaminasi toksin atau oksidan dari dalam tubuh melalui permukaan kulit ari. Dalam istilah medis dikenal dengan istilah ‘Oxidant Release Therapy’ atau ‘Oxidant Drainage Therapy’ atau istilah yang lebih populer adalah ‘detoksifikasi’. Cara ini lebih efektif dibandingkan dengan cara pemberian obat antioksidan (obat kimiawi) yang bertujuan untuk menetralkan oksidan di dalam tubuh sehingga kadarnya tidak makin tinggi. Tapi jika efek obat antioksidan sudah habis, oksidan akan tumbuh dan berkembang kembali.
Semoga bermanfaat
:
Semoga bermanfaat
: